Jalanjalan.it.com – Erupsi Semeru yang terjadi pada Desember 2021 telah menimbulkan dampak signifikan bagi wilayah sekitarnya.
Dalam upaya untuk melindungi keselamatan masyarakat dan memperlancar proses pemulihan pasca-erupsi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengeluarkan instruksi kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk memasang larangan bagi aktivitas wisata di zona yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Kebijakan ini di harapkan tidak hanya menjaga warga sipil, tetapi juga memastikan bahwa proses rehabilitasi dari dampak erupsi bisa berjalan dengan optimal.
BACA JUGA : Desa Berkelanjutan: Kolaborasi AHM dan UGM di Merapi
Risiko yang Mengancam Wisatawan
Erupsi Semeru yang terjadi pada Desember 2021 telah menimbulkan dampak signifikan bagi wilayah sekitarnya. Abu vulkanik, lahar dingin, dan potensi erupsi susulan merupakan beberapa risiko yang mengancam tidak hanya bagi warga setempat. Tetapi juga wisatawan yang nekat memasuki zona terdampak. BNPB menekankan bahwa meskipun daya tarik alam Semeru sangat memukau, keselamatan harus menjadi prioritas utama. Pertimbangan ini menjadi alasan kuat bagi BNPB untuk meminta larangan wisata di daerah-daerah tertentu sebagai langkah pencegahan.
Kesiapsiagaan dan Pemulihan
Keputusan ini tidak hanya berfokus pada larangan, tetapi juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat. BNPB menyarankan agar Pemerintah Daerah bersinergi dengan berbagai pihak untuk melakukan pemantauan aktif terhadap aktivitas gunung berapi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi bencana. Dalam konteks pemulihan, larangan wisata menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa upaya rehabilitasi bisa berjalan tanpa gangguan. Lebih-lebih di wilayah yang telah menunjukkan dampak besar akibat bencana.
Alternatif untuk Wisatawan
Dalam situasi ini, di harapkan agar para wisatawan dapat mencari alternatif tempat wisata yang lebih aman dan tidak berada di sekitar daerah terdampak. Banyak destinasi wisata lain di Jawa Timur yang menawarkan keindahan dan keunikan tersendiri tanpa mengorbankan keselamatan. Hal ini pun bisa menjadi kesempatan bagi masyarakat setempat. Hal ini untuk berinovasi dan mempromosikan lokasi-lokasi wisata yang lebih aman serta mendukung ekonomi lokal.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Selanjutnya, edukasi bagi masyarakat dan wisatawan harus di tingkatkan untuk mengenali tanda-tanda potensi bahaya dari aktivitas vulkanik. Masyarakat di sekitar kawasan wisata juga perlu di berdayakan dengan pengetahuan tentang risiko dan cara penanganan ketika terjadi bencana. Dengan demikian, di harapkan tidak hanya pemerintah yang bertanggung jawab. Tetapi juga setiap individu memiliki kesadaran penuh terhadap bahaya yang ada.
Peran Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Lumajang berperan penting dalam implementasi larangan ini. Mereka harus memastikan bahwa semua pengelola destinasi wisata memahami dan mematuhi kebijakan ini untuk menjaga keselamatan pengunjung. Di samping itu, adanya sosialisasi yang efektif dan penggunaan media untuk menyebarkan informasi adalah langkah krusial dalam menanggulangi keengganan masyarakat untuk mengindahkan larangan tersebut.
Membangun Kepercayaan dalam Masa Pemulihan
Kepercayaan masyarakat dan wisatawan kepada pemerintah dalam menangani bencana juga menjadi faktor penting. Proses pemulihan yang transparan dan tepat waktu akan meningkatkan kepercayaan publik. Serta menciptakan rasa aman saat berkunjung ke kawasan tersebut di masa depan. Dengan adanya dukungan penuh dari masyarakat dan pemangku kepentingan. Proses rehabilitasi bisa di lakukan lebih efektif, sehingga kawasan yang terdampak bisa kembali pulih dan menawarkan keindahan alamnya kembali.
Secara keseluruhan, keputusan BNPB untuk melarang aktivitas wisata di zona terdampak erupsi Semeru adalah langkah yang sangat penting demi keselamatan semua pihak. Langkah ini di harapkan bisa menyadarkan banyak orang bahwa bencana alam tidak hanya menghancurkan. Tetapi juga memperkuat kesadaran akan perlunya mitigasi yang baik. Dalam fase pemulihan, tanggung jawab bersama antara masyarakat, pemerintah, dan wisatawan akan menjadi kunci untuk menciptakan suasana wisata yang aman dan nyaman di masa depan.

